Featured Posts
Mengatur jadwal belajar anak
Melatih anak membuat jadwal adalah langkah jitu untuk menanamkan disiplin bagi anak. Sikap disiplin yang terbentuk akan berguna hingga anak tumbuh dewasa. Untuk membuat jadwal harus disepakati bersama antara orang tua dan anak. Orang tua harus menyampaikan dengan sabar, namun tegas. Sehingga kesepakatan jadwal diterima anak dengan suka rela, tanpa ada penolakan di hatinya.
Jika jadwal dilanggar maka harus ada sangsi yang juga disepakati bersama. Tentunya sangsi ini tidak terlalu menyusahkan atau menyiksa, namun cukup dianggap berat bagi anak hingga jera. Misalkan karena kesukaan anak menonton TV, maka sangsinya dilarang menonton TV hari ini. Atau yangg lainnya sesuai dengan kesukaan anak.
Dibawah ini contoh jadwal belajar dalam sehari penuh. Di sela-sela jadwal tentunya anak diperkenankan bermain, karena bermain adalah kebutuhan untuk tumbuh kembangnya.
Cara Cerdas Belajar
(Kerjakan dengan senang)
Di Sekolah (pukul 07.00-12.00)
• Perhatikan kata-kata Guru
• Catat yang penting pada buku tulis
• Tanyakan pada Guru jika belum faham
Pulang sekolah (pukul 12.00-14.00)
• Istirahat sebentar
• Menghafal pelajaran dari Guru
• Kerjakan PR
Sore (pukul 16.00-18.00)
• Belajar kerjakan soal-soal
Malam (pukul 19.00-21.00)
• Siapkan Jadwal besuk
• Membaca dan menghafal pelajaran besuk lalu Buat ringkasannya
Pagi sebelum Sekolah (pukul 05.00-06.00)
• Berdoa
• Membaca ulang dan hafalkan
Kerjakan setiap hari dengan tekun ya !!
Anak selalu bergerak tidak bisa diam, hiperaktif atau kinestetik ?
Anak anda tidak bisa konsentrasi di Sekolah?selalu bergerak? Tapi sepertinya kok tidak ada kelainan ya?
Pertanyaan tersebut mungkin dialami oleh banyak orang tua. Karena anak tidak bisa konsentrasi di sekolah, nilainya pun juga rendah. Maka mari kita kenali sebenarnya ada apa dengan anak kita.
Ada dua kemungkinan: pertama, anak mendapatkan gangguan hiperaktif atau kedua, anak mempunyai kemampuan kinestetik. Jangan salah dalam mengenali anak, karena jika anak anda termasuk kinestetik, Anda wajib bersyukur. Karena itu anugrah potensi yang diberikan kepada anak itu. Kalau diberi sarana dan kesempatan mengembangkan potensinya itu, anak akan mampu menempuh kesuksesannya sendiri. Hal inilah yang jarang dimengerti oleh kebanyakan orang tua.
A. Hiperaktif
Gangguan hiperaktif disebut juga ADHD (Attention Deficit/Hyperactivity disorder). Untuk dapat disebut memiliki gangguan hiperaktif, harus ada tiga gejala utama yang nampak dalam perilaku seorang anak. Gangguan tersebut sudah menetap minimal 6 bulan, dan terjadi sebelum anak berusia 7 tahun.
1. Inatensi; anak tidak mampu konsentrasi terhadap sesuatu, sehingga mudah sekali beralih perhatian ke hal yang lain.
2. Tidak bisa diam. Selalu bergerak, berlari-lari, berjalan ke sana kemari, banyak bicara dan menimbulkan suara berisik.
3. impulsif; ada semacam dorongan untuk mengatakan/melakukan sesuatu yang tidak terkendali dengan segera dan tanpa pertimbangan. Ditandai dengan kesulitan anak untuk menunda respon. Contohnya anak tidak sabar untuk menunggu orang menyelesaikan pembicaraan, menyela pembicaraan atau buru-buru menjawab sebelum pertanyaan selesai diajukan. Anak juga tidak bisa untuk menunggu giliran, seperti antri misalnya. Sisi lain dari impulsivitas adalah anak berpotensi tinggi untuk melakukan aktivitas yang membahayakan, baik bagi dirinya sendiri maupun orang lain.
B. Kinestetik
Yaitu berhubungan dengan pergerakan dan keterampilan olah tubuh. Mereka memiliki bakat mekanik tubuh dan pintar meniru mimik serta sulit untuk duduk diam. Anak kinestetik tidak bisa konsentrasi karena keinginannya untuk selalu bergerak tidak tersalurkan. Yang membedakan dengan anak hiperaktif, anak kinestetik tidak memiliki gejala impulsif. Jadi sekarang lihat anak anda punya gejala impulsif atau tidak.
Ciri-ciri dari kecerdasan kinestetik antara lain adalah :
1. selalu bergerak, mengetuk-ngetuk meja atau gelisah ketika duduk lama di suatu tempat,
2. suka berlari, melompat, gulat, menari, atau kegiatan yang melibatkan gerakan motorik kasar lainnya,
3. suka bermain dengan tanah liat, atau pengalaman yang melibatkan sentuhan tangan lain misal melukis
4. dapat membedakan materi penyusun dari barang yang disentuhnya, apakah terbuat dari besi, plastik, dll
5. lebih pandai dalam permainan gerak misal lompat tali dibanding teman seusianya.
6. mampu menunjukkan kemahiran dalam bidang keterampilan, misalnya pertukangan, menjahit, atau memiliki koordinasai motorik halus yang baik dalam hal-hal lain,
7. mampu mengekspresikan diri secara dramatis seperti akting
8. suka membongkar-pasang barang
anak-anak yang mempunyai kemampuan ini berpeluang menjadi para penari, aktor, para pengrajin, atlet, dan lain sebagainya. Asalkan diberi ruang untuk mengembangkan potensinya.