Rasa malas yang muncul pada diri anak sangat tidak mendukung kegiatan belajar sehari-hari. Jika malas menjadi kebiasaan anak, anak akan mendapatkan nilai yang buruk pada ujian Sekolah. Dan sulit bagi anak untuk mengubah kebiasaan menjadi rajin walaupun dia tahu bahwa dampak kebiasaan malas bisa dirasakan.
Belajar menjadi aktivitas yang dijauhi karena berat bagi anak. Sehingga kegiatan di luar belajar akan menjadi alternatif untuk memuaskan keinginan pribadinya. Anak merasa malas belajar karena disebabkan berbagai macam hal. Pertama karena kegiatan di luar belajar lebih menarik, kedua anak tidak tahu caranya belajar dengan baik, dan ketiga kesalahan dalam mengajar membuat anak kelelahan dalam belajar.
1. Kegiatan di luar lebih menarik
Belajar bagi anak adalah beban yang berat untuk dijalankan. Anak seperti ini bisa jadi tidak memahami manfaat dari kegiatan belajar untuk masa depannya. Motivasi untuk meraih prestasi di Sekolah sangat rendah. Sedangkan ketika Ia ke luar sekolah Ia melampiaskannya pada kegiatan yang Ia senangi. Kadang pelampiasan seperti ini menjadi berlebihan. Misalkan bermain PS dalam waktu lama sampai lupa waktu.
Yang menjadi lebih penting adalah bagaimana mencari sumber masalah yang membuat anak memandang kegiatan belajar menjadi beban yang berat. Kegiatan belajar menjadi beban berat mungkin disebabkan beberapa faktor. Faktor bisa muncul dari internal maupun dari eksernal pribadi anak. Keduanya terjadi dari pengalaman yang membuat anak bisa trauma dalam belajar. Faktor eksternal misal karena tugas yang sangat berat membuat anak menjadi tertekan. Sehingga mengerjakan tugas menjadi suatu beban.
Tauma karena dimarahi bisa menjadi faktor juga. Ketika anak melakukan kesalahan dalam belajar jangan langsung dimarahi, karena jika anak dimarahi akan terdorong melakukan hal yang sebaliknya. Sehingga jika orang tua menasehati agar rajin belajar, ia akan tetap berjalan menuju tempat belajar, tetapi yang dilakukan anak di tempat belajar bukan belajar tetapi kegiatan lain yang membuat hatinya nyaman. Kadang anak seperti ini akan melamun, menggambar atau yang lainnya.
2. Anak tidak tahu caranya belajar dengan baik
Seringnya orang dewasa menyuruh anak untuk rajin belajar. Karena siswa tidak tahu caranya belajar dengan baik dan maksimal. Akhirnya Ia kemudian melakukan kegiatan belajarnya dengan hanya membaca dan membolak-balik buku. Anak tidak tahu caranya membaca efektif, menghafal, melatih diri mengerjakan soal, menyiapkan diri dalam menghadapi ujian. Anak yang seperti ini ketika menghadapi ujian selalu melakukan sistem SKS ( Sistem Kebut Semalam) di malam harinya. Karena kurang kesiapan dalam dirinya, hal ini akan mempengaruhi psikologis anak.
3. Kesalahan dalam mengajar
Dalam mengajar sebaiknya adalah kegiatan pembelajaran yang mampu membuat anak senang dan nyaman dalam belajar. Anak- anak selalu bersemangat jika ada motivasi yang mendorong dirinya berangkat untuk belajar. Pengajar yang mampu membuat daya tarik siswa dan didukung suasana belajar yang menyenangkan akan mendorong motivasi anak untuk belajar. Namun jika yang terjadi adalah sebaliknya akan membuat anak merasa berat melakukan tugas belajar. Pengajar yang galak dan yang penting materi tersampaikan tanpa memperhatikan tingkat pemahaman siswa akan membuat suasana belajar menjadi tegang dan tidak menyenangkan.
Kadang anak kehilangan kepercayaan dirinya di waktu proses belajar. Karena kurangnya perhatian pada mental anak dan yang penting target belajar adalah siswa faham. Misalkan dalam kegiatan tanya jawab soal, siswa diminta untuk memberi jawaban pada suatu soal. Namun karena jawabannya salah, pengajar mengatakan salah di depan teman-temannya. Hal tersebut akan menurunkan mental anak untuk menjawab lagi di kemudian hari. maka sebaiknya ketika akan memulai proses belajar mengajar sebaiknya diperhatikan faktor psikis anak.
Penyampaian bahasa yang terlalu tinggi pada anak akan sulit untuk difahami mereka. Dalam penyampaian materi pelajaran sebaiknya tersampaikan dalam bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti anak. Jadi untuk membentuk pemahaman pada anak tidak terpaku pada diktat. Anak dapat difahamkan dengan bahasa sehari-hari yang sederhana. Sehingga anak mampu membentuk persepsi sendiri tentang suatu pengertian. Hal ini akan dapat melatih siswa untuk merumuskan suatu permasalahan yang dihadapi.
Dan masih banyak kesalahan-kesalahan mengajar ketika proses KBM berlangsung. Kesalahan-kesalahan seperti ini sebaiknya dicarikan solusinya. Agar Siswa mampu mengembangkan potensi dan prestasinya menjadi lebih baik. Untuk materi kesalahan dalam belajar akan kami sampaikan dalam edisi selanjutnya.
Posted by
Galuh Danang, S.Si, M.Pd.
Selasa, 24 November 2009
0 comments